Di perbatasan senja
Ku berdiri dalam kekosongan
Sendiri menatap langit
Metahari menepi di ufuk barat
Angin menerpa membawa kesejukan
Pinggiran rok yang ringan menari
Mengikuti arah angin
Menikmati hembusan angin
Menghirup dalam-dalam aroma dedaunan yang jatuh dari ranting Berserakan di tanah
Aku memejamkan mata
Merasakan semuanya
Saat perlahan ku buka mata ini
Terlihat samar-samar sebuah bayangan
Sebuah bayangan semu
Semakin jelas diantara cahaya jingga senja
Siluet itu dirimu
Melambaikan tangan kepadaku
Terlihat senyum tulus menghiasi wajahmu yang semakin jelas
Engkau mengerlingkan mata
Memberi isyarat menemaniku
Seolah waktu terhenti saat engkau tersenyum
Saat tangan ini ingin menyentuh wajahmu
Angin senja berhembus..
Menerpa kita
Menerbangkan dedaunan yang bercampur dengan debu
Melayang tanpa arah
Ta' sengaja mataku tertutup terkena debu
Terpejam
Saat ku membuka mata
Bayangan itu telah hilang
Bayangan semu itu hilang
Ku mengamati semua yg ada di sekelilingku
Namun memang benar bayangan itu hilang
Ku tersadar ini hanyalah sebuah I L U S I
Dari kerinduan di hati
harapan dan keputus asaan
Tentang Segala keraguan dan kebimbangan
Membawa Cinta yang tak pernah mati dan juga tak pernah tumbuh
Bayangan itu tercipta
Aku Terdiam...
Diam dalam kesunyian dan kehampaan senja
Menatap gradasi jingga merah kuning keemasan biru yang menghias langit
Mega Merah seakan tak sabar ingin pulang
Matahari tenggelam
Senja merah yang keemasan berubah menjadi ungu
Bagaikan akhir sebuah cerita yang muram
Di senja yang sepi dari kegembiraan ini
aku mohon engkau datang lagi dalam wujud yang nyata bukan semu
Langit ungu
Sebuah B I N T A N G muncul di antara gradasi warna
berkelip-kelip indah
di saat itulah aku harus tersenyum
Menapaki semua ini
Diamond Sweet pea
dalam goresan senja
terdiam di balik jendela
menatap langit yang mendung
terdiam di balik jendela
menatap langit yang mendung
No comments:
Post a Comment