Thursday, April 19, 2012

Bayangan Semu [ 4 ]


“Akhirnya ku menemukanmu
Saat Ku pejamkan mataku “

Tangan senapun akhirnya mengapai pundak sani. Menyentuh jaket biru yang selalu ia pakainya kemanapun. Sani Hanya tersenyum dan memberikan tatapan tajam kepada sena, seakan memberi tanda bahwa aku di sini akan membawamu pergi keluar dari jurang kerinduan yang membelunggumu.
“hhhhhahahah….” Sena mulai mengatur nafasnya yang tidak teratur. Sani mengulurkan tangan untuk mengajaknya naik ke sepeda motornya, senapun naik. “59 detik yang berharga” gumam sena. Sena melingkarkan tngannya ke tubuh sani merasakan hangatnya kerinduan yang selama ini terpendam. Hangat seperti sang mentari yang sedang mulai naik, bersinar penuh kehangatan. Motor pun melaju, melewati garis hitam putih. suara bising mesin-mesin penggerakpun tak di hiraukannya, lalu lalang tengah kota pun serasa tak terdengar bagi sena. Dia hanya ingin mendengarkan suara laki-laki di depannya.

“San…?”
“hm…”
“kita mau kemana?”
Sani tak menjawab, dia memegang tangan sena yang sedang melingkar. Sena pun mengerti. Sena seperti sedang menyisiri memori-memori kenangan bersamanya. Melewati hutan pinus yang terbentang di kanan dan di kiri.emua kenangan itu masih kentara di otaknya. Tapi sena merasa aneh,  ini bukan seperti orang yang selama ini di kenalnya, dia berbeda. Entah ini hanya perasaan sena saja atau memang benar. “Sani dengan lelucon dan canda tawanya kenapa kini diam, tak berucap kata sepatah kata pun? Ini berbeda saat dahulu engkau di sepanjang jalan selalu bercerita, membuat lelucon=lelucon tidak lucu. Tapi, itu membuatku tertawa. Engkau kenapa?” banyak pertanyaan dalam hati sena yang ingin dia ucapkan kepada sani.
       ***
Angin menerpa pohon-pohon pinus di sepanjang jalan. Air sekitar danau Nampak bercahaya terkena pantulan sinar sani dan sena bergandengan tangan berjalan memutari taman yang ada di pinggir danau itu. Dan berhentilah mereka di sebuah bangku taman.
                Sena mulai berucap “san..?”
“apa maksudmu memberiku kado buku kosong setebal itu sehari sebelum ulang tahunku di tempat ini? Aku kecewa kamu tidak mengucapkan selamat langsung padaku. Kamu juga meminta izin pergi padaku, namun saat ku Tanya apa alasannya. Kamu hanya senyum, diam.Kau tahu kan? Kamu satu-satunya!” dengan penasaran. Mengambil nafas dan bertanya lagi
“ Sani…. Kamu denger aku kan? Jawab dong semua pertanyaanku..” memukul mukul tubuh sani.
“sani…………..!!!”
Lagi=lagi angin behembus.. suasana hening tercipta. Langit biru meyaksikan mereka berdua. Sani meraih sena yang tengah tersedu sedan, Memeluknya, menenangkannya. Sena pun menangis di pelukannya dan matanya terpejam.
***
Saat sena membuka mata. Terasa sakit yang terlalu pada tubuhnya. Dia pandangi setiap sudutruang  tempat ia berada. Begitu putih bersih. Selang infus tergantung, menyambung di tangannya. Oksigen masih mengalir deras di hidungnya. Suara monitor jantung mengisi kesunyian ruang ini.
Sena siuman, dia sadar dari komanya 2 hari yang lalu. “apakah aku tertabrak mobil saat aku mengejar bayangan itu? Saat hatiku merindukan kehadiranmu tuk dapat memeluk dan menenangkanku. Dan akhirnya ku bisa menemukanmu dalam gelapnya lamunanku. Aku menemukanmu saat ku pejamkan mataku. Hadirmu begitu nyata, menenangkanku, hadirmu begitu indah dalam khayalku.” Lirihnya dalam hati tak mampu berucap.
“Aviciena….sena…., kamu sudah sadar? Aku panggil dokternya dulu ya, buat ngecek keadaanmu!?”
Sena menggeleng, raysa menuruti isyarat yang di berikan sahabatnya itu. Sena melihat meja di sampingnya. Setangakai bunga sweet pea segar dengan vas tinggi bermulut bintang berhiaskan seperti berlian di sekitarnya. Menghias segar ruangan putih ini.
“kenapa harus bunga ini?” ingin di ucapakannya kepada sahabatnya tapi tidak memungkinkan karna kondisi tubuhnya yang masih lemah.
Akhirnya ku menemukanmu
Saat Ku pejamkan mataku
Aku bisa pandang sinar wajahmu
Aku bisa lihat senyum mengembang itu
Aku bisa rasakan hangat pelukmu
Aku bisa ciumi wangi tubuhmu
Aku bisa rasakan tenang dekapanmu
Ku menemukanmu saat ku pejamkan mataku
Walau itu hanya bayangan semu
Bayangan ysemu yang semakin nyata
Merasuk ke dalam jiwa
Haruskah aku tersenyum

Diamond Sweet pea


Back song : Hampa __ Ari lasso

http://www.mylivesignature.com/signatures/54490/143/020AD60BE97FAE523F3E7F7ED38312CE.png

No comments:

Post a Comment